Senin, 17 Juni 2013


Keur Baheula: contoh makalah tajuk rencana (way)

Keur Baheula: contoh makalah tajuk rencana (way): BAB I PENAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Berita merupakan suatu kenjadian yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan, berbaga...

Sosiologi Olahraga Campuran



1.      a.  olahraga dengan ekonomi
Nilai ekonomi dalam olahraga adalah seberapa banyak olahraga tersebut disukai banyak orang dan memiliki nilai hiburan tinggi sehingga menghasilkan uang.
Nilai ekonomi olahraga mengikuti perkembangan masyarakat perbudakan dan semakin meningkat pada zaman feodalisme hinggi kini kapitalisme. Pada zaman kapitalisme ini, sisa zaman perbudakan masih bisa kita lihat seperti gulat dan tinju. Selain nilai hiburan, olahraga pada zaman feodalisme adalah juga tontonan dari kelas yang berlawanan. Kelas penguasa tuan-tuan tanah mengadu budak budak mereka untuk jadi hiburan, bila yang melawan maka akan dibunuh. Nah, zaman kapitalisme inilah olahraga dijadikan nilai ekonomi yang tinggi. Olahraga ditempatkan sebagai tempat orang mencari uang sambil berolahraga. Dalam alam kapitalisme olahraga dijadikan alat promosi sebuah produk sekaligus pengguna produk.
Organisasi olahraga modern mengalami perkembangan pesat sejak era industrialisasi. Pakar sosiologi olahraga Allen Guttman menggambarkan bahwa organisasi olahraga modern saat ini, berdasarkan pengamatannya terhadap perkembangan olahraga sejak zaman Romawi, memiliki tujuh karakteristik yang dominan.
Contoh pertama          : Studi di Austraia juga menunjukkan bahwa layanan olahraga dan rekreasi dapat menghasilkan pendapatan nasional sebesar AUD $4,8 milyar pertahun, AUD $ 4 milyar dihasilkan dari penjualan produk olahraga dan rekreasi; dan sektor ini menyumbang AUD$ 1,2 milyar terhadap GOP (Pereira,2004).
Contoh kedua                         : seperti Olympiade Los Angeles 1984, yang nyata nyata panitia mendapat keuntungan sebesar $ 223 juta dolar.
b. olahraga dan budaya
Manfaat transformasi olahraga dan kebudayaan antara lain: Mendukung program masyarakat sehat, mempererat ikatan sosial masyarakat, menjaga identitas budaya bangsa, kebanggaan kolektif bangsa, daya tarik pariwisata dan mendukung terciptanya masyarakat sejahtera. Transformasi Olahraga tradisional bertujuan untuk mengawali restorasi budaya Indonesia sehingga perlahan memperkokoh jati diri bangsa yang seakan pudar. Manfaat transformasi olahraga tradisional antara lain: Mendukung program masyarakat sehat, mempererat ikatan sosial masyarakat, menjaga identitas budaya bangsa, kebanggaan kolektif bangsa, daya tarik pariwisata dan mendukung terciptanya masyarakat sejahtera.
Contoh pertama          : kegiatan permainan tradisional yang dilakukan oleh anak-anak merupakan gerakan gerakan olahraga.
Contoh kedua                         : kegiatan permainan tradisional dapat mengembangkan kebuadayaan sendiri dan memperkenalkan kepada anak-anak agar kebudayaan itu tetap terjaga.
           
c. olahraga dengan politik
Jadi, dari pertalian antara olahraga dan politik atau ideologi, sudah tampak betapa olahraga dalam peradaban modern, bukan lagi sekadar kegiatan yang netral, melainkan kental sekali kandungan multimakna itu.
Contoh pertama          : Ketika pada Piala Dunia 1990 Maradona diangkat oleh Presiden Menem sebagai duta resmi Argentina, maka sang legenda sepak bola Argentina itu menjadi symbol konkret identifikasi antara olahraga dan politik. Pertalian erat antara  olahraga dan politik bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan, bukan hanya dengan  politik. Sebab olahraga memiliki multimakna; sosial, ekonomi, politik atau ideologi, dan kesehatan.
Contoh kedua                         : Diktator Adolf Hitler juga pernah memanfaatkan Federasi Sepak Bola (DFB) untuk  propaganda politik Nazi. Dia mengatakan, ”Orang besar adalah pelari marathon sejarah”. Diktator lainnya, Bennito Mussolini, merasa penting dirinya ditampilkan dalam pose-pose olahraga, seperti sedang bermain anggar, tenis, atau naik kuda. Sebab, menyitir I Bambang Sugiarto (2000), bagi Mussolini, seorang politikus sejati haruslah serentak merupakan simbol kejantanan sportif. Sedangkan bagi kaum sosialis, olahraga adalah manifestasi penting semangat ideal kolektivisme yang rasional dan higienis.
d.olahraga dengan agama (keyakinan)
Olahraga sangat bervariasi dan sangat bermanfaat. Hal ini sudah dikenal oleh orang-orang terdahulu. Dalam Ath-Thibbun Nabawi (Kedokteran a la Nabi) Ibnul Qayyim mengatakan, “Berkuda, panahan, gulat dan lomba lari adalah olahraga untuk keseluruhan fisik dan mampu menghilangkan penyakit akut”.
Semua itu tidak perlu dilakukan secara rutin setiap hari. Sejumlah pakar mendapatkan bahwa melakukan olahraga 5 kali dalam sepekan sudah cukup untuk mewujudkan tujuan yang dimaksud, dengan syarat, dilakukan dengan rutin.

Isi Kajian
Agama dan olahraga tentunya sangat berkaitan, kedua-duanya saling berhubungan dimana agama berhubungan dengan olahraga dan olahraga berhubungan dengan agama. Keduanya secara tidak langsung tidak dapat dipisahkan hubungan ini bisa dibuktikan dengan sifat-sifat yang ada di dalam olahraga berlandaskan kepada agama, khususnya agama islam. Seperti sifat jujur dalam bertanding,,dalam islam kita di wajibkan untuk selalu jujur juga..lalu karena kita beragama kita juga saling diajarkan untuk saling mengh0rmati maupun menghargai individu lain..dalam olahraga Disini kedua hal tersebut harus seimbang, olahraga itu baik untuk kesehatan dan dengan tubuh yang sehat maka seseorang dapat melakukan ibadah dengan lebih baik. Maka dari itu, selain memiliki jasmani yang sehat, seseorang juga perlu mengimbangi dengan keadaan rohani yang sehat pula, yang dapat dicapai dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seseorang harus sehat jasmani dan juga rohani, karena dalam menjalankan aktifitas kehidupannya Allah telah memberikannya bentuk tubuh beserta fungsinya dengan sempurna dan kita dapat bersyukur dengan selalu menjalankan perintahnya dan juga menjaga tubuh ini dengan baik. Allah SWT menyukai muslim yang kuat, dengan kata lain agama islam menganjurkan setiap umatnya untuk menjadi kuat. kuat rohaninya,maupun jasmaninya.
Untuk mendapatkan rohani yang kuat, kita beribadah. Dan untuk mendapatkan jasmani yang kuat, kita harus berolahraga. Kita sebagai manusia hanya bisa berikhtiar, sedangkan segala keputusan Allah yang menentukan. jadi serajin apapun kita berlatih untuk mencapai target yang diinginkan, apabila tidak di imbangi dengan berdoa dan beribadah semuanya akan sia-sia, dengan kita berdoa insyallah segala sersuatunya pasti akan mendapatkan atau diridhoi oleh allah SWT.
Hubungan antara olahraga dan agama yaitu tentang kejujuran serta keadilan.Agama mengajarkan kita untuk bersikap jujur dan adil. Dalam pertandingan olahraga, peran agamapun sangat penting, seperti sebelum bertanding kita berdoa. Disetiap pertandingan olahraga setiap atletpun menjunjung tinggi sportifitas dan kejujuran,karena tujuan dari olahraga itu sendiri adalah kerendahan dalam kemenangan dan kesetiakawanan dalam kekalahan.Apabila seorang atlet memenangi pertandingan diharapkan dapat rendah diri, dan mampu membangkitkan semangat kepada lawan yang kalah. Seperti sifat rasul yang selalu sederhana tidak pernah sombong dan selalu menyayangi setiap manusia tanpa harus memandang status ornag tersebut. Sebagai atlit atau wasit dituntut untuk profesional dalam menjalaninya. Dalam bertanding, misalnya kita harus fairplay dan sportif. Serta sebagai wasit,kita harus bersikap adil dan tidak membela salah satu kelompok pemain.Jadi hubungan olahraga dan agama itu sangat penting untuk dipahami.
Contoh pertama          : dalam berolahraga kita harus dijunjung tinggi sportivitas dan kejujuran dalam setiap gerakan atau aturan berolahraga.
Contoh kedua                         : dalam berolahraga kita harus mendo’akan satu sama yang lainnya.
2.      Pengaruh media masa terhadap perkembangan olahraga di Indonesia :
Media massa memang mempengaruhi perkembangan dunia olahraga. Pengaruh tersebut bisa berarti atau tidak, menguntungkan atau merugikan bergantung atas kepiawaian olahraga mempertahankan dirinya sendiri. Sebenarnya posisi olahrag berimbang kedudukannya dengan media massa di dalam masyarakat, hanya kadang-kadang ada kepentingan tertentu yang menggoyahkan kedudukan tersebut.

Disisi lain hubungan yang ada, keduanya, olahraga dan media massa, bisa saling memaafkan untuk kemajuan bidang masing-masing. Keduanya bisa saling menarik keuntungan dari eberadaan salah satu pihak. Yang jelas, keduanya sudah saling bergantung dan saling membutuhkan. Olahraga tidak bisa hidup tanpa media dan media tidak akan berkembang tanpa bantuan olahraga. Itulah makna hubungan resiprokal.
Peranan Media Olahraga
Daya tarik olahraga terletak pada unsur kejutan, hasil yang sukar direka dan unsur ketegangan  (=fokus perhatian media).
§  Media olahraga sebagai perantara antara kegiatan olahraga dan penggemarnya.
§  Kredibilitas sumber informasi dan daya tariknya merupakan faktor dominan bagi keberhasilan komunikasi (kasus surat kabar).
§  Media olahraga merupakan agen sosial yang efektif untuk menggugah partisipasi dan memperkuat respons emosional dan kesiapan berbuat dalam olahraga.
§  Media sangat besar peranannya untuk melaksanakan peran penyuluhan.
§  Media mendorong proses sosialisasi: internalisasi nilai-nilai hakiki dalam OR.
§  Media berperan dalam merangsang dan mendorong anak muda agar menyukai budaya gerak atau olahraga.
3.      A.  aspek sosiologis
Keterlibatan seseorang dalam olahraga, seperti halnya dalam pembentukan perilaku sosial, ditentukan oleh struktur sosial lingkungannya tempat kegiatan sosial itu berlangsung. Seperangkat nilai dan norma sosial menentukan sikap dan pola perilaku.
B. aspek organisasinya
Ø   Tingkat Primer: diselenggarakan secara informal dan mempunyai hubungan interaksi yang akrab (or. Rekreasi dan hobi).
Ø   Tingkat Teknikel: struktur lebih nyata, terdapat posisi kepemimpinan administratif  (or. Kampus, kontingen porda).
Ø  Tingkat Managerial: lebih besar dari organisasi tingkat teknikel, anggota tidak saling mengenal (klub or. mapan).
Ø  Tingkat Badan Hukum: bercirikan birokrasi : sentralisasi kuasa dan otoritas, hierarki personalia, hubungan bersifat perkara, operasional yang rasional.
Pembinaan olahraga di kalangan anak-anak dan remaja :
-          Berisi keragamana kegiatan
-          Tidak  terpaku kepada pendekatan kecabangan olahraga dengan struktur  kegiatan yang kaku.
-          Pemanfaatan teori motivasi untuk mempertahankan partisipasi berjangka panjang.
-          Praktek pembinaan tidak tergesa-gesa.
-          Pada tingkat mikro (individual) dan makro (daerah) sebaiknya bermula dari pembentukan sikap positif terhadap kegiatan olahraga.
4.      Pengaruh Partisipasi dalam Olahraga Kompetitif.
Keterlibatan anak-anak dalam olahraga membawa masalah yang serius, bukan hanya aspek pendidikan, tetapi juga perlindungan terhadap cedera.
Beberapa isu :
-          Isu karier tak menentu
-          Dominasi orang dewasa
-          Penanaman perilaku agresif
-          Merosotnya jumlah peserta.
5.      Dampak olahraga terhadap perkembangan kaum wanita kajian :
a.       Fisiologi
Hanya saya kita adalah masyarakat hedonis yang bersuka cita sesaat tanpa mampu mengambil makna dari setiap peristiwa yang mampu menorehkan prestasi spektakuler. Yang pada akhirnya kita tetap lupa (atau mungkin mengabaikan) akan “kemashuran” atlet wanita yang berhasil mencetak prestasi melebihi kaum pria. Sehingga status dan peranan wanita dalam olahraga masih terus berada di belakang kaum pria. Coakley (1990) mengungkapkan pula bahwa masih adanya mitos yang keliru dan masih dipegang oleh masyarakat, terutama terjadi pada negara-negara yang tingkat pendidikan dan informasi medik masih rendah :
-          Keikutsertaan yang berat dalam  olahraga mungkin menjadi penyebab utama masalah kemampuan menghasilkan keturunan.
-          Aktivitas pada beberapa event olahraga dapat merusak organ reproduksi atau payudara wanita.
-          Wanita memiliki struktur tulang yang lebih rapuh dibandingkan pria sehingga lebih mudah mengalami cedera.
-          Keterlibatan intens dalam olahraga menyebabkan masalah pada menstruasi.
-          Keterlibatan dalam olahraga membawa ke arah perkembangan yang kurang menarik, menonjolkan otot.
Alasan-alasan inilah yang memperburuk persepsi masyarakat terhadap keterlibatan wanita dalam olahraga yang secara langsung berpengaruh pada pemberian status dan peranan sosial wanita dalam kehidupannya secara khusus di bidang olahraga dan umumnya di kehidupan keseharian di masyarakat di mana pola-pola interaksi sosial berlaku di lingkungannya. Terlepas dari itu semua, bagaimanapun juga semakin banyak wanita yang menyukai kegiatan fisik dengan tingkat penampilannya yang terus meningkat. Walaupun terdapat masalah kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi reproduksinya yang unik, tetapi manfaatnya bagi kesehatan dan pergaulan sosial, jauh melebihi pengarug-pengaruh merugikan yang terjadi selama ini (Giriwijoyo, 2003 : 45).
b.      Sosiologisnya
Wanita yang aktif  berolahraga berarti dia terlibat secara intens dalam pola interaksi tertentu di masyarakat. Dari sinilah masyarakatnya akan memandang, dan akan memberikan penilaian hingga akhirnya memberikan status kepadanya. Status sebagai kedudukan seseorang di masyarakat, yang artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak serta kewajibannya  (Soekanto, 1990), dan merupakan kedudukan obyektif  yang memberi hak dan kewajiban kepada orang yang menempati kedudukan tadi (Susanto, 1985). Faktor yang menentukan para wanita yang berolahraga dalam masyarakat adalah jaringan interaksinya. Seberapa luas dia mampu membentuk pola interaksi dengan yang lainnya, dan seberapa dalam interaksi serta komunikasi yang mampu dia lakukan dengan yang lainnya. Salah satu alat ukur  untuk ini adalah frekuensi keterlibatannya pada aktivitas olahraga dan prestasi yang telah dicetaknya. Dengan itu pula masyarakat akan memberikan status padanya.
6.      Mitos-mitos :
Menurut Coakley (1990) mengungkapkan pula bahwa masih adanya mitos yang keliru dan masih dipegang oleh masyarakat, terutama terjadi pada negara-negara yang tingkat pendidikan dan informasi medik masih rendah :
-          Keikutsertaan yang berat dalam  olahraga mungkin menjadi penyebab utama masalah kemampuan menghasilkan keturunan.
-          Aktivitas pada beberapa event olahraga dapat merusak organ reproduksi atau payudara wanita.
-          Wanita memiliki struktur tulang yang lebih rapuh dibandingkan pria sehingga lebih mudah mengalami cedera.
-          Keterlibatan intens dalam olahraga menyebabkan masalah pada menstruasi.
-          Keterlibatan dalam olahraga membawa ke arah perkembangan yang kurang menarik, menonjolkan otot.
7.      a. Tindakan agresif positif :
Misalanya permainan seseorang itu lebih lincah, bisa melewati lawan-lawannya dengan kemampuan skill diatas rata-rata pemainnya.
b. Tindakan agresif negatif :
tindakan agresif yang disertai rasa permusuhan atau disebut hostile aggression yang tujuan pertamanya adalah melukai orang lain dengan perasaan marah, dan agresif instrumental tujuan utamanya adalah memenangkan pertandingan bukan melukai lawan. Tindakan agresif atas dasar perintah sering terjadi pada olahraga. Bukan hanya pada olahraga beladiri, terkadang pelatih menginstrusikan atletnya berperilaku melebihi norma agresif pada ccabang olahraga permainan (perlombaan).
8.      Peranan interaksi pemerintah, swasta dan masyarakat :
KONI merupakan jawaban terhadap perubahan kebijakan (politik dan kekuasaan) pembangunan nasional keolahragaan. Perlu dikembangkan konsep keterpaduan (integrasi) usaha pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Pemerintah berperan:
-          Menjamin perlindungan hukum
-          Mengawasi doping dan penyimpangan proses pembinaan
-          Menetapkan kebijakan nasional
-          Menyelenggarakana diklat, memfasilitasi penjas dan or
-          Mengkoordinir jaringan kegiatan or untuk sekolah, usaha eksperimen dan produksi alat or dan menetapkan standarnya.
Swasta berperan sebagai sponsorship yang:
-          Membuat produk yang berkaitan langsung dengan kebutuhan or (sepatu,dll)
-          Membuat produk makanan dan alat higienis
-          Membuat produk yang tidak bertalian langsung dengan or (asuransi,dll)
-          Tidak ada kaitan langsung dengan or (kilang minyak, dll).
Sumbangan dari masyarakat adalah partisipasi berupa sumbangan dana, tenaga, waktu, dan fikiran. Pendayagunaan dan mobilisasi sumber daya lokal dan pembangunan daerah untuk mendukung kekuatan nasional.
9.      Alasannya :
Menguntungkan, karena dalam mempelajari budaya daerah tersebut bisa dapat informasinya dan bisa mengembangkannya, dari kebudayaan itu bisa dibuat suatu kegiatan yang bisa dijadikan olahraga di masyarakatnya, karena masyarakat akan memerimanya dengan baik olahraga tersebut jika itu sudah menjadi budaya mereka.
10.  Organisasi dalam olahraga terdiri dari empat tingkatan :
-          Tingkat Primer: diselenggarakan secara informal dan mempunyai hubungan interaksi yang akrab (or. Rekreasi dan hobi). Contohnya menjadi teman
-          Tingkat Teknikel: struktur lebih nyata, terdapat posisi kepemimpinan administratif  (or. Kampus, kontingen porda). Contohnya menjadi yang dipercaya dalam memimpin
-          Tingkat Managerial: lebih besar dari organisasi tingkat teknikel, anggota tidak saling mengenal (klub or. mapan). Contohnya dalam merancang kegiatan-kegiatan dan pelatihan serta hubungan dengan prestasi
-          Tingkat Badan Hukum: bercirikan birokrasi : sentralisasi kuasa dan otoritas, hierarki personalia, hubungan bersifat perkara, operasional yang rasional. Contohnya dalam suatu latihan atau sedang prestasi harus ada yang mensuplay, baik itu semangat ataupun  peralatannya, yang terpenting sistem pelatihannya harus sesuai.
11.  Mutu informasi tidak mengalami distorsi jika ditangkal dengan gaya “jurnalistik conscience” yang berorientasi pada:
- penyadaran
- mengutamakan kejujuran
- kebanggaan profesi
- kebebasan mengutarakan apa yang sebenarnya secara bertanggung jawab.
12.  Masalah dan Tantangan dalam Pembinaan
1.      Tantangan Terhadap Penjas
Praktik penjas masih pembinaan skill; Status penjas masih lemah; Profesionalisme guru kurang perhatian; Visi penjas belum bersinggungan dengan upaya pemecahan masalah sosial; Alokasi biaya, waktu belum sesuai.
2.      Tantangan Terhadap OR Kompetitif
Investasi iptek OR amat terbatas; Penolakan inovasi karena prasangkan dan sikap tertutup dari pembina dan atlet; Pola pembinaan masih sentralisasi; Penggalian dana pembinaan terbatas (APBN atau APBD); Sponsorship hanya untuk pertandingan; Koordinasi lemah pada sub-sistem pembinaan; Munculnya agresifitas berlebihan; Doping.
13.  Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan mengenai keterkaitan perilaku agresif dan kekerasan dengan proses pembinaan olahraga usia dini :
Keterlibatan anak dalam olahraga, seperti halnya dalam pembentukan perilau sosial, ditentukan oleh struktur sosial lingkungannya tempat kegiatan sosial itu berlangsung, maka perlu diidentifikasi tempat anak mengalami interaksi atau kontak antar pribadi (Lutan, 2000).
Perlu kerja sama semua pihak untuk menanamkan kesadaran guna mencegah perilaku agresif  bersifat negatif dan kekerasan. Misalnya , pelatih perlu menyadari bagaimana cara menjaga perilaku agresif setelah diketahui pemain dan harus benar-benar memperhatikan norma-norma olahraga (Pate, 1993).
Mengendalikan kekerasan Penggemar.
Perlu kesepahaman mengenai perilaku agresif. Karena perilaku agresif  memainkan peran penting dalam keberhasilan olahraga, pembina olahraga (pelatih) harus memahami bagaimana cara mengajarkan olahraga kepada anak usia dini : (1) mengembangkan sifat agresif, (2) tetap meningkatkan sifat agresif tertentu untul penampilan olahraga , dan (3) menjaga dorongan-dorongan agresif agar tetap terkendali supaya tidak menimbulkan cedera pada diri sendiri atau pada yang lainnya.
14.  Faktornya :
Kebanyakan olahraga di Indonesia sekarang ini banyak dipengaruhi oleh politik sehingga olahraga bukan untuk menciptakan atlet-atlet profesional melainkan untuk memperkaya pihak tertentu, hal ini  yang menyebabkan terjadinya penurunan prestasi di Indonesia, dari segi birokrasinya sudah mulai kacau, orang yang mengerti politik mengurusi para atlet olahraga, akhirnya penurunan kualitas atlet.

contoh makalah tajuk rencana (way)



BAB I
PENAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Berita merupakan suatu kenjadian yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan, berbagai media melaporakan berita yang menarik  perhatian masyarakat kadang berita itu berupa opini atau kenyataan dalam suatu kejadian, dalam mengembangkan berita banyak sekali yang bisa menambahnya lebih menarik contohnya artikel, tajuk rencana. Dalam hal kebanyakan tajuk rencana yang paling dominan karena tajuk rencana adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan. Berita adalah sebuah peristiwa yang harus diperbaharui setiap harinya, masyarakat akan percaya terhadap berita tersebut ketika ada banyak sekali pendapat yang memuatnya, hal ini tajuk rencana bisa menjadi solusi dalam penyebaran berita melalui opini penulisnya yang harus up to date dalam penulisan beritanya, dalam hal menulis tajuk rencana dan berita harus ada syarat-syarat pembuatannya. Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran mengenai berita dan tajuk rencana dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana tata cara pembuatan tajuk rencana, apa penegertiannya. Dalam analisis ini akan menyingkap suatu permasalahan yang terjadi sekarang ini, masalah ini banyak menyangkut khalayak banyak, banyak orang mengira BBM ini hanya sebagian kecil saja dari dana APBN sehingga ketika terjadi kenaikan, warga terasa terganggu apalagi dari kalangan menegah kebawah, namun hal itu menjadi paradigma kembali kepada pemerintah dalam mencari solusi anggaran untuk BBM ini yang semakin tahun terus meningkat, faktor-faktor meningkatanya konsumsi BBM saat ini adalah sudah semakin pesat roda kendaraan dan teknologi dalam era globalisasi ini setiap orang pasti mempunyai kendaraan. BBM bersubsidi semakin hari semakin meningkat kebutuhannya, untuk hal itu perlu adanya penghematan BBM, namun sayangnya program-program itu belum terklaksana dengan baik. Mengakhiri Subsidi BBM judul dari tajuk rencana oleh Montty Girrianna akan membahas tentang masalah BBM saat ini dimana mulai dari impor tak terbendung sampai eksekusi kebijakannya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasrakan latar belakang diatas maka dapat diambil suatu rumusan masalah.
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana isi dari tajuk rencana Mengakhiri Subsidi BBM ?
2.      Apa saja kesalahan-kesalahan dalam penulisan tajuk rencana Mengakhiri Subsidi BBM ?
3.      Apa kelebihan dan kekurangan tajuk rencana Mengakhiri Subsidi BBM ?
C.    Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui cara membaca tajuk rencana
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis tajuk rencana
3.      Untuk mengetahui peran tajuk rencana pada media masa sekarang ini
D.    Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan informasi yang berguna dalam teoritis maupun dalam praktisnya. Penulis sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep bagaimana itu tajuk rancana.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Landasan Teori
1.      Pengertian Tajuk Rencana
Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.
a.       Sudiana ( 1984:1), Advertorial adalah bentukan dari iklan dan tajuk rencana. Pengertian iklan sendiri, menurut Dendi Sudiana, merupakan bagian dari reklame yang berasal dari bahasa Prancis, RE-clamere yang berarti meneriakan berulang-ulang.
b.      Wells (1992), Periklanan adalah komuinikasi non-personal yang dibayar oleh pihak sponsor yang menggunakan media massa untuk membujuk dan mempengaruhi audience.
c.       Kleppner, Iklan berasal dari bahasa latin, ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain.
d.      Arens (1992:15), Advertorial adalah suatu bentukan separuh iklan separuh tajuk rencana, bertujuan untuk memunculkan opini public dari pada menjual hasil produk.
e.       Kotler dan Amstrong (1994:106), Periklanan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sebuah sponsor tertentu.
f.       Dunn and Barban (1996:7), Periklanan adalah komunikasi non personal melalui beragam media yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan bisnis, organisasi-organisasi non profit dan individu-individu, yang dalam beberapa cara memperkenalkan dalam pesan periklanan dan berharap untuk memberitahu atau membujuk anggota-anggota dari penerima pesan tertentu.
g.      Rhenald Kasali (1995:11), Masyarakat periklanan Indonesia memberikan definisi iklan sebagai: Segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
h.      Russel & Lane (1990), Suatu pesan yang dibayar oleh sponsor dan disampaikan melalui beberapa medium komunikasi massa.
i.        Gilson & Berkman (1980), Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon dan membantu tercapainya objektifitas atau tujuaJust another WordPress.com site
Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
2.      Ciri-Ciri
a.       Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan
b.      Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat
c.       Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana, apabilaberita tersebut memberi dampak kepada nasional
d.      Tertang pikiran subjektif redaksi
3.      Aspek-aspek yang menjadi fokus dalam tajuk utama
a.       Judul
b.       Latar Belakang Masalah
c.       Tokoh
d.       Masalah
e.       Peristiwa yang Disampaikan
f.       Opini Penulis
g.      Saran dan Solusi Permasalahan
h.      Kesimpulan
i.        Sumber  Berita
j.        Anggota Redaksi
Tajuk rencana mempunyai sifat :
1.      Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).
2.      Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.
3.      Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, kepada para pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.
4.      Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.

4.      Teknik Menulis Tajuk Rencana
Karena merupakan suara lembaga maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya tajuk rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi proses sebelum penulisan tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.
Maka setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam Koran harian bisanya tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya. Dalam proses ini reporter amat jarang dilibatkan, karena dinilai dari segi pengalaman serta tanggung jawabnya yang terbatas.
Karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk rencana juga mencerminkan dari golongan pers mana media tersebut berasal. Tajuk rencana pers papan atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas misalnya memiliki ciri di antaranya :
1. Hati-hati
2. Normatif
3. Cenderung konservatif
4. Sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam
5. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis
Namun tajuk rencana dari golongan pers papan tengah ke bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya. Ciri tajuk rencana pers papan tengah adalah :
1. Lebih berani
2. Atraktif
3. Progresif
4. Tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan “tembak langsung”
5. Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis
       Perbedaan yang cukup tajam ini karena perusahaan pers papan atas biasanya memiliki kepentingan yang jauh lebih kompleks daripada pers papan tengah ke bawah. Kepentingan yang sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang mendorong pers papan atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah konsekuensi logis pers modern sebagai industri padat modal sekaligus padat karya. Kecenderungan perbedaan yang dimiliki oleh pers baik papan atas maupun papan bawah ini juga berlaku universal hampir di semua negara, yang memiliki latar belakang ideology serta kepentingan yang berbeda-beda.
       Fungsi dan tugas Tim Editorial :
1. Menyelenggarakan rapat khusus tim editorial setiap hari
2. Mencari dan menyeleksi ide serta menetapkan tajuk rencana untuk edisi penerbitan besok
3. Mendiskusikan dan memberikan pembobotan terhadap topik liputan terpilih
4. Menetapkan kesimpulan tentang pendapat dan sikap yang harus disampaikankepada masyarakat luas
5. Menunjuk penulis tajuk rencana yang diambil dari tim editorial untuk topik yang sudah didiskusikan
6. Menuangkannya dalam opini tajuk rencana secara ringkas, jelas, lugas
7. Melakukan revisi atau menundanya apabila perkembangan situasi atau pertimbangan pemimpin redaksi, naskah tajuk rencana tersebut tidak memungkinkan untuk diturunkan pada edisi penerbitan hari ini.
8. melakukan evaluasi dan proyeksi keesokan harinya setelah mengamati dan mempelajari dengan seksama berbagai peristiwa yang terjadi dalam 24 jam terakhir
Tahapan Menulis Tajuk Rencana
1.              Pencarian ide dalam topik
2.              Seleksi dan penetapan topik
3.              Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis dari keseluruhan uraian tajuk rencana
4.              Pelaksanaan penulisan
 Kriteria Topik Tajuk Rencana
1. Topik merujuk pada berita yang aktual atau kontroversial
2. Topik sesuai dengan filosofi, visi, misi, dan kebijakan umum media penerbitan pers
3. Topik sejalan dengan kualifikasi dan fokus wilayah sirkulasi media penerbitan
4. Topik berpijak pada kaidah dan nilai standar jurnalistik seperti aktualitas, objektivitas, keluarbiasaan, dan prinsip peliputan berimbang.
5. Topik tidak bertentangan dengan aspek ideologis, yuridis, sosiologis, dan etis yang terdapat dalam masyarakat atau bangsa.
6. Topik senantiasa berorientasi pada nilai-nilai luhur kemanusiaan.
5.      Jenis-Jenis Tajuk Rencana
1. Tajuk rencana yang memberikan informasi semata
2. Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan
3. Tajuk rencana yang bersifat memberikan argumentasi
4. Tajuk rencana yang menjuruskan timbulnya aksi
5. Tajuk rencana yang bersifat jihad
6. Tajuk rencana yang bersifat membujuk
7. Tajuk rencana yang bersifat memuji
8. Tajuk rencana yang bersifat menghibur
B. Pembahasan
1.      Isi Tajuk Rencana Mengakhiri Subsidi BBM
Dalam hal ini Montty Girianna menulis sebuah tajuk rencana yang berjudul Mengakhiri Subsidi BBM dimana isinya adalah masalah  BBM di Indonesia saat ini adapun isinya adalah sebagai berikut :
Undang undang mengamanatkan pemerintah untuk menyediakan energi, ternasuk BBM.
Selain menjamin ketersediaannya, pemerintah juga ditugaskan menyediakan BBM dengan harga terjangkau. Karenan itu, pemerintah melakukan dua kebijakan bersamaan, yakni membuka keran impor BBM dan memberlakukan harga BBM bersubsidi. Namun, akhir-akhir ini kedua kebijakan ini cukup berat untuk tetap dipertahankan.
Selain ketergantungan terhadap impor BBM semakin tinggi, subsidi BBM pun membengkak. Ini mempengaruhi postur APBN secara negatif. Mau tak mau pemerintah harus memperhitungkan kmbali kebijakan ini dan secara bertahap melepaskan harga BBM bersubsidi ke harga pasar. Namun, opsi ini terkendala kemungkinan gejolak sosial.
Akhir tahun lalu, pemerintah didesak menaikan harga BBM dan mengurangi subsidi BBM. Namun, desakan itu tidak cukup kuat untuk mngghilangkan kekhawatiran gejolak sosial yang mungkin terjadi sehingga pemerintah kembali memberlakukan harga BBM bersubsidi, Pada tahun berjalan ini, subsisdi BBM dipatok Rp 193,8 triliun dan subsidi listrik Rp 78,6 triliun sehingga total subsidi energi 272,4 triliun, sekitar 18 persen dari belanja APBN. Adapun impor BBM diproyeksikan 30 juta – 32 juta kiloliter dari total konsumsi nasional.
Konsumsi BBM tak pernah turun, bahkan pada tahun-tahun terakhir laju pertumbuhan permintaan jauh di atas pertumbuhan ekonomi. Tahun lalu, konsumsi BBM sekitar 70 kl. Jika melihat pola konsumsi BBM, konsumsi akan terus meningkat dari tahun ke tahun. BBM jenis bensin akan tumbuh 11 persen per tahun, sementara solar 5 persen. Meski proyeksi ini belum memperhitungkan upaya penghematan, gambaran ini memberikan magnitude konsumsi BBM yang cukup mengkhawatirkan.
Yang justru lebih mengkhawatirkan, tren peningkatan konsumsi BBM ini tidak dibarengi peningkatan produksi BBM. Bahkan, produksi cenderung menurun. Produksi si BBM nasional terkendala dua hal: kapasitas kilang dan pasokan minyak mentah. Saat ini, kapasitas kilang sekitar 1,2 juta barrel per hari (bph), dengan produksi BBM sekitar 38 juta kl. Produksi minyak mentah sudah lama tak menyentuh 1 juta bph. Tahun lalu, produksi tak lebih dari 0,9 juta bph, sekitar 20 persen diekspor, padahal kebutuhan minyak mentah untuk intake kilang 1 juta bph. Artinnya perlu impor minyak mentah sedikitnya 25 persen dari kebutuhan intake nasional.
Padahal, dulu, produksi minyak pernah 1,4 juta bph lebih. Mulai 2005, produksi dibawah 1 juta bph. Saat ini, dua lapangan minyak yang memberikan kontribusi terbanyak adalah Duri dan Minas-Sumatra Light Crude. Dalam 5-10 tahun mendatang, kontribusi kedua lapangan dipastikan jauh berkurang, bahkan, pada 2020 produksi lapangan Minas praktis akan habis.
Impor tak terbendung
Untuk memenuhi permintaan BBM, keran impor BBM terus dibuka. Impor BBM sudah lama dipraktikan, tetapi belakangan porsi impor kian tak terbendung seiring meningkatnya konsumsi dan menyusutnya produksi BBM. Tahun lalu, impor BBM 32 juta-35 juta kl, lebih kurang setengah dari kebutuhan BBM nasional. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan impor BBM 10 tahun lalu yang 5 juta kl. Dengan jumlah impor BBM yang besar ini, eksposur fluktuasi pasar minyak internasional terhadap keamanan pasokan BBM-ketahanan energi nasional-terbilang membahayakan. Jika harga minyak dunia tinggi, dengan sendirinya biaya BBM juga meningkat, subsidi menggunung, dan APBN kian terpangkas.
Postur APBN semakin ramping, ruang fiskal kian menyempit, sehingga belanja untuk kepentingan lain, seperti infrastruktur, pendidikan dan kesehatan, jauh berkurang.
Tak hanya itu, fluktuasi pasar minyak intenasional juga langsung diserap APBN, mengakibatkan APBN sering direvisi. Dalam satu tahun anggaran, revisi bisa berkali-kali. Ini untuk menyesuaikan asumsi harga minyak dengan haraga internasional yang berlaku. Ini perlu mengingat asumsi APBN mengenal harga minyak Indonesia (ICP) merupakan fungsi dari harga minyak internasional dan berpengaruh, baik terhadap perhitungan penerimaan negara maupun perhitungan besarnya subsisdi BBM.
Penerimaan negara dari sektor migas beersumber dari PPh migas dan PNBP migas yang jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu, Rp 289 triliun atau sekitar 17 persen dari total penerimaan negara. Di lain pihak, kenaikan volume volume BBM impor, yang sering diikuti kenaikan harga harga BBM impor, menyebabkan belanja subsidi BBM meningkat. Sepuluh tahun lalu, belanja “hanya” Rp 35 triliun, tahun lalu Rp 216 triliun. Ditambah subsidi listrik (Rp 93 triliun), subsisdi energi Rp 310 triliun. Penerimaan negara dari migas praktis habis untuk subsidi energi, yakni BBM dan listrik.
Eksekusi Kebijakan
                              Dalam 10  tahun mendatang, gap kebutuhan dan produksi akan terus membesar kecuali dibangun beberapa kilang baru. Saat ini, produlsi BBM dalm negeri hanya mampu memenuhi 40 persen konsumsi BBM nasional jenis bensin. Dengan melihat kecenderungan konsumsi BBM jenis bensin saat ini, pada 2025 perlu sekurang-kurangnya 10 kilang baru, masing-masing berkapasitas 300.000 bph. Pembangunan tiga kilang baru, yang menurut rencana on-stream 5-8 tahun mendatang hanya mampu mereduksi sepertiga dari impor BBM bensin, belum memenuhi semua kebutuhan domestik.
Kebijakan impor dan subsisdi BBM yang kini berlaku memang mampu mempertahankan harga BBM tetap terjangkau masyarakat luas, tetapi juga berdampak negatif cukup serius, mulai dari bengkaknya konsumsi BBM, dan ketidakpastian APBN dalam menyediakan fasilitas sosial dan mendasar lain. Di samping upaya penghematan tak kunjung ada hasil, memproduksi BBM di dalam negeri juga terkendala kapasitas kilang dan pasokan minyak mentah. Menaikan harga terkendala persepsi kemungkinan gejolak sosial.
Tentu pemerintah kini tengah menggodok strategi jitu untuk mengatasi membengkaknya konsumsi BBM sekaligus mengurangi konsumsi BBM. Beberapa opsi penting untuk dikaji. Pertama, segera kurangi ketergantungan impor BBM dengan cara bertahap membangun kilang di dalam negeri. Kedua, segera melakukan penjaminan pasokan minyak mentah melalui melaui kerja sama dengan negara-negara kaya akan minyak mentah, seta mengupayakan peningkatan produksi minyak mentah di dalam negeri.
Ketiga, secara bertahap menaikkan harga harga BBM di dalam negeri dan memfokuskan target target subsidi BBM pada sektor-sektor yang mampu membuka lapanagan kerja bagi masyarakat miskin, seperti nelayan, sektor informal, dan usaha kecil. Keempat, secara cermat segra mengkaji potensi the true social unrest akibat kenaikan harga BBM dan memisahkannya dari gejolak sosial yang direkayasa, serta melakukan upaya mitigasi risiko/potensi gejolak sosial. Kelima, menekan konsumsi BBM melalui diversifikasi energi, dengan memamfaatkan bahan bakar gas, terutama di sektor transportasi dan pembangkit listrik.
Opsi-opsi itu sudah tentu bukan hal baru. Yang penting bagaimana mengeksekusi strategi itu mengingat banyak pihak terlibat dan berkepentingan. Menurunkan harga BBM harus merupakan bagian dari orkesta strategi meningkatkan ketahanan energi secara nasional.                   MONTTY GIRIANNA  Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Bappenas 
2.      Kesalahan Penulisan Tajuk Rencana Mengakhiri Subsidi BBM
Dalam tajuk rencana ini terdapat kesalahan penulisan baik dari ejaan atau mungkin penulis salah menulisnya, penulis akan mengangkat kesalahan yang ada di dalam tajuk rencana ini, adapun kesalahan dalam penulisannya adalah sebagai berikut :
a.       Dalam paragraf ke enam kata yang dalam penulisan kata dalam bahasa Indonesia itu tidak  boleh diawal paragraf :
Yang justru lebih mengkhawatirkan, tren peningkatan konsumsi BBM ini tidak dibarengi peningkatan produksi BBM. Bahkan, produksi cenderung menurun.
b.      Penulisan kata risiko harusnya resiko yang ada dalam paragraf 16 :
serta melakukan upaya mitigasi risiko/potensi gejolak sosial. Kelima, menekan konsumsi BBM melalui diversifikasi energi, dengan memamfaatkan bahan bakar gas, terutama di sektor transportasi dan pembangkit listrik.
c.       Penggunaan kata-kata singkatan yang kurang jelas seperti kata gap, terdapat pada paragraf ke 13 :
Dalam 10  tahun mendatang, gap kebutuhan dan produksi akan terus membesar kecuali dibangun beberapa kilang baru.
3.      Kelebihan dan Kekurangan Tajuk Rencana Mengakhiri Subsidi BBM
a.       Kelebihannya adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan informasi yang aktual tentang masalah BBM saat ini.
2.      Memberikan solusi untuk mengatasi masalah BBM ini.
3.      Memberikan pandangan kepada masyarakat tentang BBM bersubsidi dan permasalahannya.
4.      Dari segi ekonomi dapat memberi imbalan uang karena hasil penjualan tajuk rencana ini.
b.      Kekurangannya adalah sebagai berikut :
1.      Banyak menggunakan kata-kata yang mungkin kurang dimengerti oleh masyarakat luas seperti magnitude, intake, gap, bph, the true social unrest, on-stream hal ini akan menjadi suatu pertanyaan dalam masyarakat yang kurang mengerti.
2.      Cara pandang dalam tajuk rencana ini terkesan mengajak agar kedua belah pihak saling mengerti dengan keadaan energi saat ini.
3.      Kebanyakan yang ditulis hanya masalahnya saja, sehinngga kurang menarik para pembaca.







BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Tajuk rencana adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Tajuk rencana cirinya merupakan opini redakasi, berisi suatu masalah, tentang pemikiran subjektif redaksi. Dalam tajuk rencana terdapat aspek-aspek fokus sebuah tajuk rencana yaitu: Judul, Latar Belakang Masalah, Tokoh, Masalah, Peristiwa yang Disampaikan, Opini Penulis, Saran dan Solusi Permasalahan, Kesimpulan, Sumber  Berita, Anggota Redaksi, selain itu juga tajuk rencana mempunyai sifat seperti Krusial dan ditulis secara berkala, menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek sosial, Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan.
B.     Saran
Setiap suatu kegiatan pasti ada manfaatnya dan kegiatan yang positif akan memdapat balasan yang positif, untuk  itu dalam hal menulis tajuk rencan harus memperhatikan situasi masyarakatnya, agar tajuk rencana itu tidak bersifat propokatif. Dan selamat mencoba membuat tajuk rencana.